Kamis, 31 Mei 2012

a dedication

Beberapa Jam yang lalu rasanya kaya di tinggal sendirian di terowongan gelap di tembagapura yang isinya ular kobra, perbekalan cuman 1 lilin yang galau idup nyala idup nyala. Hal yang menyedihkan itu emang sendirian,entah itu sedang sendirian atau merasa sendirian, tinggal menunggu api padam, lengkaplah sudah.

15 menit yang lalu, menekan tombol call yang tertuju pada seseorang dengan terlebih dahulu meminta konfirmasi kepastian kalo dia lagi ga sibuk, tujuannya si biar telepon saya gak dianggurin.

A : Pya lagi apa?
P : Lagi nonton Hello Baby, kalo Ade? *jujur agak geli bacanya*
A : mau nelepon pya *nyaris muntah*
P : telepon ajaa~


Namanya Pya. Nama Aslinya Nathina Finiasana. Umur 20 tahunan walaupun mukanya terlihat lebih dewasa. Kalau di asrama kita sering manggil dia muja alias muka jadul *penjatuhan image*
Awal saya kenal sama agak lupa, kalo gak salah si dia temen sekamarnya temen satu kelas saya -.- , mukanya galak dan tengil tapi aslinya si baik hati, well gila dan tidak waras. Waktu kelas 2 sma mungkin awal saya suka ngobrol sama dia. Dimulai dari satu visi yaitu pengen traveling keliling dunia dan satu pendapat kalo seribu langkah itu dimulai dari 1 langkah. Liburan semester saya melancong ke kota jogja sama bocah satu ini. Nyasar kesana kemari naik bis, salah jurusan bis, betis berkonde gara-gara jalan dari satu tempat ke tempat lain. Satu hal yang bisa disimpulkan : kesukaan saya sama dia sama, suka banget sama yang namanya jalan-jalan :D

Selera film? sama-sama bisa nonton 500 Days of summer lebih dari 10 kali, sampe hafal tiap dialognya soundtrack lagunya dan naksir berat sama stylenya zoey Deschannel.
Kalau Musik? ya bisalah join headset di motor buat dengerin lagunya vampire weekend atau discovery sambil joget-joget dan nyanyi. Karaoke lagu burung kakaktua sampai lagu cinta satu malam sambil loncat-loncat di atas sofa.
Di sini dengan senang hati saya menominasikan piya sebagai the best ears. Ngobrol gakjelas atau ngobrol jelaspun selalu ringan rasanya. Nangis di awal halo bisa berubah jadi ketawa ngakak waktu mau mengakhiri percakapan.

kalo boleh mengutip kata orang, gatau siapa, 
Jika lawan bicaramu mendengar dengan sepenuh hati, beban pikiranmu menjadi ringan, kalau kamu malah tambah ruwet meski yang mendengarkanmu tadi seolah serius mendengar, berarti dia tidak benar-benar hadir untukmu 

Terkadang yang dibutuhin orang yang lagi punya masalah itu justru telinga yang siap buat dengerin keluh kesahnya dengan sepenuh hati, Saran mungkin diperlukan tapi kalau si yang punya masalah sudah lega, solusipun bisa dia cari sendiri.

Akhir tulisan ini saya cuman pengen bilang makasih ke teman saya yang bernama pya itu, makasi udah mau jadi telinga yang dengan sepenuh hati dengerin masalah yang keluar dari mulut saya yang suaranya sendiri udah gak jelas. i'll find the way out of my problem. Mellow sama lo tu emang gak pernah bisa berhasil !!

Sincerely ,

deo
 

1 komentar: